Wednesday, January 5, 2011 By: shanti dwita

Wisata kuliner di Porto

Setelah sempat mencicipi Pasteis de Belem di Lisbon, saya pun merasa ketagihan dan berniat mencari duplikatnya di Porto. Juga demikian halnya dengan duplikat castanha bakar yang saya beli di sekitar Jeronimos Monastery, Belem. Castanha ini dengan chestnut, rasanya manis seperti ubi bakar cilembu. Oya, ngomong2 soal ubi, saya pernah satu kali mendapati tukang ubi bakar di Sevilla, Spanyol, lengkap dengan gerobak dan arang kayunya. Pedagang castanha bakar ini juga memakai gerobak dorong, meski tidak berkeliling dengan bunyi2an, mereka umumnya mangkal di jalanan yang ramai. Dengan uang 1 euro, di Belem saya bisa mendapatkan 6 butir chestnut bakar yang hangat.
Senin, 3 Januari 2011 menjadi hari pertama saya di Porto. Setelah mendapat paket peta serta buku panduan tentang Porto dari Isabel, relation officer di kampus UCP, saya dan teman saya Janani dari India pun menghabiskan sore dengan berjalan kaki mengelilingi Porto. Bukan hal yang menyenangkan, karena hampir sama dengan pengembaraan mencari kastil Mouros, perjalanan dengan Janani ini memakan waktu 5 jam. Gosh! Jam 3 sore kami berangkat, saya berencana menemaninya mencari sekolah bahasa yang menyelenggarakan kursus bahasa Portugis gratis untuk mahasiswa asing yang stay di Porto, dengan biaya dari departemen pendidikan Portugal. Sebelum berangkat dia bilang bahwa kira2 waktu tempuh dengan berjalan kaki adalah 55 menit "Is that okay for you, shanti?".. Yup, saya pun akhirnya berangkat. dengan dia Satu jam berlalu, belum juga ada tanda-tanda kami akan sampai, justru jalanan menyusuri Rua de Boavista  dilanjutkan dengan Avenue da Boavista terasa semakin panjang. Saya sempat berhenti sejenak di dekat Casa de Musica untuk membeli castanha bakar dan mulai menikmati lagi perjalanan. Sayang, castanha yang saya makan sama sekali tidak enak, beda jauh rasanya dengan yang saya beli di Belem. Harganya memang lebih murah, 1 euro 8 butir, tapi..uuuuuuhh.. ngga manis dan agak alot. 

castanha bakar

Selesai mengantar Janani dengan misinya, saya menyempatkan diri mampir di LIDL, membeli setengah kilo caldeirada bacalao, sekilo cumi besar (lulas limpas), juga Pollack fish stick. Selain sayur maniak, saya juga seafood addict, dan saya rasa di Portugal menemukan produk2 seafood bukan perkara sulit. Oya, bacalao yang saya beli tadi adalah ikan cod asin khas  Portugal. Sebagian bilang makanan ini khas Spanyol, bersama-sama dengan tapas, namun bagi saya sama saja. Intinya saya akan kembali belajar masak makanan Eropa selain pasta dan lasagna yang rasanya sudah saya kuasai di luar kepala.

Dari sekitar Boavista, kami menuju city center dengan menumpang bus dan berhenti di Bolhao. Rasa letih menggoda kami untuk mampir di Confeitaria do Bolhao, sebuah cafe dan restaurant  bernuansa hijau yang menyajikan aneka dessert khas Portugis. Saya tak memesan pasteis, karena hari itu saya sudah mencicipi pasteis de nata di sebuah cafe dekat Marques station tempat saya biasa menunggu metro. Rasanya juga tidak terlalu lezat, mungkin karena saya sudah mencicipi biangnya Pasteis di Belem. Di Confeitaria do Bolhao, saya memesan bola carne medium dan secangkir kopi susu. Bola carne ini semacam pastry tebal yang didalamnya berisi serpihan ikan pollack dan keju, rasanya tasty meskipun agak asin untuk lidah saya. Janani memilih Brazileiros plus secangkir cokelat putih panas yang sangat kental. Mencicipi sesendok Brazileiros milik Janani sudah cukup untuk saya memahami kelezatannya. Betapa tidak, cake ini dilapisi dengan peach jam dan dibalut coklat leleh yang membeku di luar. Rasa manisnya seolah memporak-porandakan diet gula yang dulu pernah saya angan-angankan. Entah mengapa sejak saya tinggal di Belgia, dan kini di Portugal, saya menjadi suka makanan manis yang full sukrosa, juga roti yang glikemik indeksnya cukup tinggi. 


Hari kedua di Porto, saya, Janani dan satu peserta culinary hunting lainnya, Rui dari China, kembali berjalan menyusuri pusat kota Porto dan berhenti di the Majestic cafe. Untuk sebuah cafe, Majestik termasuk yang punya nama. Terletak di Rua de Santa Catarina, cafe sekaligus restaurant ini menyuguhkan suasana yang begitu nyaman, dengan nuansa gold juga dentingan piano yang mengiramakan nada-nada romantis. Untuk makan malam disana dengan menu lengkap, mungkin uang yang harus kami keluarkan adalah 30e per orang karena untuk menu afternoon tea-nya saja harga yang tertulis di buku menu sekitar 17-18euro. Jadilah, kami memesan minuman serta cake saja. Cafe affegato with vanilla ice cream menjadi pilihan saya. Saat disajikan, penampilannya cukup unik karena diatas cangkir yang berisi separuh kopi affegato pahit, diletakkan satu scoop bulat ice cream vanila yang ditusuk seperti sate. Uap panas kopi akan melelehkan ice cream, dan meneteskannya ke dalam cangkir. Kopi affegatonya terasa sangat pahit, seperti halnya espresso, sedangkan vanilla ice cream-nya sempurna. Adalah ide bagus untuk segera mencelupkan es krim kedalam Affegato, mengaduknya jadi satu dan menenggaknya sekali habis. Dan itu benar-benar saya lakukan!!!

Selesai dengan Majestic cafe yang classy, saya menuju Centro Comercial Via catarina, pusat perbelanjaan yang disesaki brand ternama. Awal tahu bari seperti ini adalah saat yang tepat untuk belanja karena semua toko menggelar end of season- sale. Di Portogal, istilah sale dikenal dengan "SALDOS", dan saya pun mendapati bahwa di depan Massimo Duti, Zara, Mango, Esprit, H&M, Pull and Bear, the Body Shop dan seabrek toko lainnya, tulisan saldos 60% terpajang dengan warna merah menyala. Haaaah.. Sangat menggoda gairah belanja. Namun, bayangan tentang checked baggage untuk penerbangan  Ryanair Porto-Brussels yang tidak saya punya segera menyadarkan saya untuk tidak tergiur sale. 

So, kembali ke masalah makanan. Saya akhirnya memutuskan untuk makan di Surbias yang ada di lantai 4 mall. Memesan satu porsi Filetes Pescada, hampir-hampir sama dengan yang saya makan di Lisbon saat malam tahun baru. Bukan berarti saya setia setelah jatuh hati pada suatu hal, tapi terlebih pada masalah kehalalan. Lebih aman untuk memesan menu ikan2an bukan? Dalam piring saji ada kentang, nasi yang menyerupai nasi ketan bulat yang cukup oily, filet ikan berbalut telur yang di stir dengan minyak, salad, jeruk lemon serta buah zaitun. Lezat dan mengenyangkan :)

0 komentar:

Post a Comment